Nina bobo..
Oh.. NIna Bobo…
Kalau tidak bobo..
Digigit nyamuk..
Oh.. NIna Bobo…
Kalau tidak bobo..
Digigit nyamuk..
Jadi kisahnya ada seorang gadis belia asal Belanda bernama Helenina Van Mijk. Gadis yang berasal dari keluarga komposer musik klasik sederhana yang menetap di Nusantara.
Hidup Nina berjalan normal seperti orang -
orang Belanda di Nusantara pada umumnya, berjalan - jalan,
bersosialisasi dengan penduduk pribumi, dan mengenal budaya Nusantara.
Kedengaran indah memang, tapi semenjak kejadian aneh itu keadaan menjadi
berbanding terbalik.
Kejadian aneh itu terjadi pada suatu malam
badai, petir tak henti - hentinya saling bersahutan. Dari dalam kamarnya
Nina menjerit keras sekali, diikuti suara vas bunga yang terjatuh dan
pecah. Ayah, ibu serta pembantu keluarga Nina mengambur kedalam kamar
Nina. Pintu terkunci dari dalam, akhirnya pintu itu didobrak oleh ayah
Nina.
Dan satu pemandangan mengerikan disaksikan
oleh keluarga itu, terlihat diranjang tidur Nina melipat tubuhnya
kebelakang persis dalam posisi kayang merayap mundur sambil menjerit -
jerit dan sesekali mengumpat - ngumpat dengan bahasa Belanda. Rambutnya
yang lurus pirang menjadi kusut tak keruan, kelopak matanya menghitam
pekat. Itu bukan Nina, itu adalah jiwa jahat yang bersemayam ditubuh
Nina. Nina kerasukan.
Sudah seminggu berlalu semenjak malam itu,
Nina dipasung didalam kamarnya. Tangannya diikat dengan seutas tambang.
Keadaan Nina kian memburuk, tubuhnya semakin kurus dan pucat. Ibu Nina
hanya bisa menangis tiap malam ketika mendengar Nina menjerit - jerit.
Ayah Nina tidak tahu harus berbuat apa karena kejadian aneh seperti ini
tidak pernah diduganya. Karena putus asa dan tidak tahan melihat keadaan
anaknya, ayah Nina pulang ke Belanda sendirian meninggalkan anak dan
istrinya di Nusantara. Pembantu rumanya pun pergi meninggalkan rumah itu
karena takut. Tinggalah Nina yang dipasung dan Ibunya di satu rumah tak
terurus.
Kembali lagi pada satu malam badai, namun aneh, kala itu terdengar Nina tidak lagi menjerit - jerit. Kamarnya begitu hening. Perasaa ibu Nina bercampur aduk antara bahagia dengan takut. Bahagia bila ternyata anaknya sudah sembuh, tetapi takut bila ternyata anaknya sudah….meninggal
“Ibu…. aku takut…."
Lalu ibunya menjawab sambil menangis pula
“Tak apa nak, Ibu ada disini. Kamu tidak perlu takut lagi. Ayo kita makan bersama"
“Apapun nak…! apapun…..!!”
“Aku ngantuk, rasanya aku akan tertidur sangat pulas. Mau kah ibu nyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untukku?”
Ibu Nina terdiam, agak sedikit tidak
percaya dari apa yang didengar anaknya. Tapi kemudian ibu Nina berkata
sambil mencoba tersenyum.
“Baiklah, ibu akan menyanyikan sebait lagu.”
Saya yakin anda sudah tahu lagu apa yang
dinyanyikan oleh Ibu Nina. Setelah sebait lagu itu Nina terlelap damai
dengan kepala dipangkuan ibunya, wajah anggunnya telah kembali. Ibu Nina
menghela nafas lega, anaknya telah tertidur pulas.
Tapi…..
Nina tidak bergerak sedikit pun, nafasnya
tidak terdengar, denyut nadinya menghilang, aliran darahnya berhenti.
Nina telah tertidur benar – benar lelap untuk selamanya dengan sebuah
lagu ciptaan ibunya sebagai pengantar kepergian dirinya setelah berjuang
melawan penderitaan.
Konon katanya ketika anda menyanyikan lagu ini untuk pengantar tidur anak – anak anda yang masih bayi sampai seumuran dengan Nina, tepat ketika anda meninggalkan kamar tempat anak anda tertidur. Nina akan datang ke kamar anak anda dan membuat anak anda tetap terlelap hingga keesokan paginya dengan sebuah lagu.
This entry was posted
on 15.15
.
You can leave a response
and follow any responses to this entry through the
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
.
0 komentar